KREASI Pesisir Barat menyelenggarakan Peningkatan Kapasitas Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) untuk Pendidikan Inklusif pada 6–7 Agustus 2025 dengan melibatkan 25 peserta dari unsur pemerintah daerah, pengawas sekolah, dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat strategi pembelajaran yang ramah bagi semua anak di Pesisir Barat.
Ketua TP PKK Pesisir Barat, Dian Hardiyanti Dedi dalam sambutannya menyampaikan pentingnya pendekatan GEDSI dalam memajukan pendidikan di Pesisir Barat.
“Melalui pendekatan GEDSI, kita dapat memberikan akses yang setara bagi seluruh peserta didik tanpa memandang latar belakang gender, disabilitas, atau kondisi sosial,” tutur Dian.
Lokakarya ini menjadi momentum kali pertama bagi para pemangku kepentingan di Pesisir Barat untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang GEDSI untuk mendukung pendidikan inklusif.

Di hari pertama, Project Manager Program INKLUSI PKBI DIY, Ramadhani Kemal, sebagai narasumber memaparkan tentang kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial, terutama di dunia pendidikan. Sedangkan di hari kedua, peserta diajak untuk memahami profil peserta didik serta regulasi dan implementasi pendidikan inklusif.
“Pendidikan inklusif bukan hanya soal akses belajar, tetapi juga tentang menghargai identitas dan memberi ruang suara bagi semua anak. Tanpa itu, kesenjangan akan terus terjadi dan kelompok rentan tetap tak terdengar. Untuk itu pentingnya kita memahami GEDSI” ujar Kemal.
Tak hanya sebagai sarana belajar bersama, lokakarya ini memfasilitasi forum dialog lintas sektor. Peserta berdiskusi mengenai tantangan di lapangan, berbagi pengalaman, serta menyusun rencana tindak lanjut untuk memperkuat koordinasi dan kolaborasi.
Harapannya, pembekalan materi selama dua hari ini dapat mendorong praktik pengajaran yang lebih adil dan inklusif sesuai kebutuhan anak dari berbagai latar belakang oleh pemangku kebijakan di Pesisir Barat.
Selain itu, ke depannya muncul komitmen bersama dari pemerintah daerah bersama dengan mitra pendidikan yang mampu membuka jalan menuju ekosistem pendidikan inklusif di Pesisir Barat. Bahwa setiap anak dapat menikmati layanan pendidikan yang berkualitas tanpa diskriminasi.
Teks: Putri Lalitaningtyas (Penulis); Andika Ramadhan (Editor)
Foto: Putri Lalitaningtyas/KREASI/Yayasan Guru Belajar/Save the Children