Skip to content Skip to footer

Cerita Fahri: Meningkatkan Metode Pengajaran di Morotai

Selama dua belas tahun, Fahri (36) telah mencurahkan hati dan pikirannya untuk mengajar matematika di Kepulauan Morotai, Maluku Utara. Dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan pantai-pantainya yang menenangkan, Morotai juga menyimpan tantangan nyata dalam dunia pendidikan. Berdasarkan Laporan Pendidikan Nasional 2024, banyak sekolah di pulau ini masih menghadapi kesulitan dalam menyampaikan keterampilan dasar seperti literasi dan numerasi. Bagi Fahri, tantangan ini bukan sekadar angka statistik—tetapi sangat personal. Ia peduli sepenuh hati pada murid-muridnya, namun sering merasa bahwa usahanya belum cukup untuk menjembatani kesenjangan pembelajaran.

“Aku selalu semangat mengajar,” kata Fahri. “Tapi ada kalanya aku merasa seperti mentok. Aku tahu bisa melakukan yang lebih baik—aku hanya belum tahu caranya.”

Kesempatan yang Mengubah Segalanya

Segalanya berubah pada April 2025, saat Fahri terpilih mengikuti Pelatihan Guru Inti Numerasi, bagian dari inisiatif KREASI oleh Save the Children Indonesia, bekerja sama dengan Stimulant Institute dan Ekosistem Pendidikan Daerah.

Pelatihan ini dirancang untuk memperkuat keterampilan dasar guru dalam literasi dan numerasi. Sebagai guru inti, Fahri kini dibekali untuk menerapkan apa yang ia pelajari di kelas dan membagikan pengetahuannya melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Ini memastikan pengembangan profesional berlanjut tidak hanya lewat pelatihan, tetapi juga lewat pendampingan dan mentoring sepanjang proses pembelajaran.

Saat pertama datang ke pelatihan, Fahri tidak menyangka pengalaman itu akan begitu mengubah cara pandangnya. “Awalnya saya pikir saya hanya akan belajar cara mengajar yang lebih baik,” kenangnya. “Tapi ternyata pelatihan ini mengubah cara saya melihat diri saya sendiri—sebagai guru dan sebagai mentor.”

Momen Titik Balik

Dalam salah satu sesi reflektif, Fahri mengalami momen yang tak akan ia lupakan.

“Saya tiba-tiba sadar bahwa selama ini saya mengajarkan satu konsep penting matematika dengan cara yang keliru,” ujarnya. “Akhirnya saya benar-benar paham ketika fasilitator menjelaskan cara membantu siswa memahami sense of number dan mengenali pola sebagai bagian dari konsep inti numerasi.”

Namun, ini bukan hanya soal memperbaiki satu pelajaran. Ini adalah titik balik dalam perjalanan Fahri. Ia mulai melihat matematika bukan sekadar rumus, tapi sebagai bahasa untuk membangun pemahaman—sesuatu yang akhirnya bisa ia hidupkan dalam kelasnya.

Menemukan Suara Mengajarnya

“Ada momen ‘klik’: ‘Oh, ternyata begini cara mengajarkannya!’” kata Fahri sambil tersenyum. “Sekarang, kami bukan cuma percaya diri menggunakannya di kelas. Kami juga antusias untuk membagikannya kepada guru lain.”

Lebih dari sekadar keterampilan teknis, pelatihan ini memberikan Fahri perubahan pola pikir. Ia menyerap pelajaran dari rekan-rekan guru dan fasilitator, lalu pulang dengan strategi yang lebih baik dan semangat yang diperbarui.

Dari Guru Menjadi Mentor

Sebagai Guru Inti, Fahri kini memegang peran baru. Ia menjadi bagian dari komunitas pendidik yang saling berbagi pengetahuan, menjangkau lebih banyak sekolah, dan menciptakan dampak yang jauh melampaui ruang kelasnya sendiri. Ia akan memulai dengan membagikan pendekatan pengajaran numerasi di sekolahnya dan melalui KKG.

“Pelatihan ini memberi saya kejelasan, keberanian, dan arah,” ungkapnya. “Sekarang saya merasa siap—bukan hanya untuk mengajar, tapi untuk membantu murid benar-benar memahami matematika, bukan sekadar menghafalnya.”

Perubahan yang Terus Berkembang

Dengan setiap pelajaran yang ia ajarkan dan setiap guru yang ia bimbing, dampak Fahri terus tumbuh. Ia bukan hanya mengubah cara matematika diajarkan—ia sedang menginspirasi sebuah gerakan di Pulau Morotai.

Kisah Fahri mengingatkan kita bahwa ketika kita berinvestasi pada guru, kita menyalakan reaksi berantai; yang bisa mengubah ruang kelas, komunitas, dan masa depan. Berkat dedikasinya dan kekuatan program KREASI, sebuah era baru pendidikan sedang tumbuh—penuh dengan kejelasan, kepercayaan diri, dan harapan.


Penulis: Sonya Teresa Debora (KREASI District Representative for Morotai)
Editor: Laras Sabila Putri (KREASI Communication and Media Manager) & Adhimas Wahyu Agung Wijaya (Education Manager)

Gambar dekoratif situs web KREASI
Gambar dekoratif situs web KREASI

Jalan Bangka IX Nomor 40A&B, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12720

 

Telepon: (+62) 217824415
Member Care: (+62) 217824418
Email: indonesia.kreasi@savethechildren.org

© 2025 KREASI